Jalanya pemberontakan DI/TII di jawa tengah???
IPS
Tantipur
Pertanyaan
Jalanya pemberontakan DI/TII di jawa tengah???
1 Jawaban
-
1. Jawaban SehanFajarLesmana11
Pemberontakan DI di Jawa tengah khususnya di daerah Pekalongan, sudah dimulai pada masa perang kemerdekaan. Pemimpinnya adalah Amir Fatah. Pada bulan Agustus 1948 ia membewa tiga kompi pasukan Hizbullah yang tidak mau di-TNI-kan ke daerah Pekalongan yang sudah ditinggalkan oleh TNI akibat Persetujuan Renville.Ia berhasil mempengaruhi penduduk setempat dengan mengatakan bahwa ia di kirim oleh Panglima Besar Soedirman untuk mencegah Belanda mendirikan Negara boneka di dearah Pekalongan. Untuk menghimpun kekuatan, ia mendirikan Majelis Islam dan pasukan bersenjata Mujahidin.
Pada waktu Belanda melancarkan Agresi Militer Kedua, pasukan TNI dibawah pimpinan Mayor Wongsoatmodjo melakukan wingate ke daerah Pekalongan. Selain itu, terdapat pula kesatuan Mobiele Brigade ( Mobbrig ) polisi dibawah pimpinan Komisaris Bambang Suprapto. Pada mulanya terdapat kerja sama antara TNI/Polri dan Amir Fatah untuk bersama-sama menghadapi Belanda. Kerja sama ini kemudian dilanggar oleh Amir Fatah setelah ia diangkat oleh Kartosuwirjo. Bumiayu dijadikan sebagai basis pertahanan pasukannya. Serangan terhadap pos-pos TNI mulai dilancarkannya, termasuk pos-pos TNI di kota Pekalongan.
Tujuan Pemberontakan DI-TII di Jawa Tengah
Mempunyai tujuan mendirikan Negara Islam Indonesia. Gerakan ini terjadi di beberapa daerah yaitu Tegal, dan Brebes. Gerakan ini juga dikenal dengan Majelis Islam. Kelompok ini dipimpin oleh Amir Fatah. dikebumen dikenal dengan nama Angkatan Umat Islam yang dipimpin oleh Mahfudh Abdul Rahman.
Upaya Penumpasan Pemberontakan DI-TII di Jawa Tegah
Untuk menghadapi pemberontakan ini, TNI melancarkan operasi terhadap konsentrasi pasukan DI di Tembangrejo dan Pengarasan. Akibatnya, kekuatan DI mulai melemah. Operasi dilanjutkan setelah berakhirnya perang kemerdekaan. Pada tahun 1950 TNI membentuk komando tempur yang disebut Gerakan Benteng Negara (GBN) dibawah pimpinan Letnan Kolonel Sarbini (kemudian digantikan oleh Letnan Kolonel Bachrun)tujuan utamanya adalah memisahkan DI Jawa Tengah dengan DI Jawa Barat. Dalam operasi-operasi yang dilancarkan GBN, banyak tokoh DI yang terbunuh atau tertangkap.
Dampak dari Pemberontakan DI-TII di Jawa Tengah
Selama berlangsungnya gerakan DI/TII, masyarakat mengalami berbagai kondisi yang sangat memprihatinkan akibat tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pasukan DI/TII. Penculikan (orang), perampokkan (barang), pembunuhan, dan bahkan pembunuhan seakan menjadi “suatu yang lumrah atau biasa” dan merupakan konsekuensi dalam melakukan perubahan. Hal itu menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat, sehingga menimbulkan reaksi penduduk setempat, baik yang mendukung maupun yang tidak mendukung.