B. Indonesia

Pertanyaan

Tong buatkan naskah drama malin kundang dengan pemain 7+1(narator)

1 Jawaban

  • Rasyid:Assalamualaikum Malin.

    Malin:Waalaikumsalam sahabatku Rasyid. Apa kabarmu kawan?

    Rasyid:Alhamdulillah, aku sehat walafiat. Bagaimana denganmu?

    Malin:Aku sangat sehat seperti yang kau lihat. Ada apa gerangan kedatanganmu kali ini? Ada kabar baikkah yang kau bawa?

    Rasyid:Tepat sekali. Aku membawa kabar gembira untukmu kawan.

    Malin:Kabar gembira apakah itu?

    Rasyid:baru saja aku melihat kapal besar bersandar di pelabuhan pantai air manis. Aku pikir kita berdua bisa ikut serta menumpang di kapal tersebut sekembalinya dari tempat ini.

    Malin:Maksudmu kita berdua akan pergi merantau?

    Rasyid:tentu saja. Itu yang aku maksudkan. Kau tidak bosan hidup miskin seperti ini? Bukankah engkau sangat ingin membahagiakan ibumu? Ayolah Malin, ikutlah bersamaku!

    Malin:Aku ingin, sangat ingin pergi. Tapi bagaimana dengan ibuku? Aku tak tega meninggalkannya sendirian di kampung ini. Setidaknya aku harus berbicara terlebih dahulu dengannya.

    Rasyid:Baiklah, bicaralah dengan ibumu! Setelah kau mendapatkan restu ibumu, temuilah aku! Kita akan pergi merantau bersama.

    Malin:Baiklah, terima kasih kawan.

    Malin pun bergegas pulang ke rumah untuk menemui ibunya dengan maksud meminta restu kepergiannya untuk merantau. Setibanya di rumah :

    Malin:Ibu, bolehkah aku pergi merantau ke negeri seberang? Aku ingin sekali merubah nasib kita. Aku sangat ingin membahagiakan ibu.

    Mande (Ibu Malin):Kenapa tiba-tiba sekali kau ingin pergi nak? Bagaimana dengan ibumu ini?

    Malin:Karena sebab itulah bu, Malin meminta restu ibu. Sebenarnya Malin tak tega meninggalkan ibu di sini. Tapi Malin mohon, izinkanlah anakmu ini pergi! Demi kebaikan kita berdua bu! Insya Allah Malin akan membuat kehidupan kita lebih baik dari sekarang ini.

    Mande (Ibu Malin):Sudah kau pikirkan masak-masak keinginanmu ini nak?

    Malin:insya Allah bu, Malin sudah membulatkan tekad untuk pergi bersama dengan Rasyid dengan menumpang kapal dagang yang saat ini tengah bersandar di pelabuhan pantai itu.

    Mande (Ibu Malin):Baiklah nak, jika keputusanmu sudah bulat. Pergilah nak! Tapi jangan kau lupakan ibumu yang sudah tua ini. Pulanglah jika kau telah berhasil meraih apa yang kau inginkan !

    Malin:Malin tidak akan melupakan ibu. Malin pasti akan pulang dan membuat ibu bahagia. Malin Janji Bu!

    Mande (Ibu Malin):Baiklah nak, kalau itu sudah menjadi keputusanmu. Ibu tak akan menahanmu di sini. Pergilah nak! Raihlah apa yang kau cita-citakan!

    Malin:Terima Kasih Bu. Insya Allah Malin akan berangkat besok pagi bersama dengan Rasyid.

    Keesokan harinya Malin Kundang dan Rasyid bertolak menuju negeri seberang dengan menumpang kapal besar bermuatan barang dagangan, Ibu Malin hanya bisa pasrah merelakan kepergian putranya tersebut. Perjalanan Malin dan Rasyid pun berakhir dan mereka sampai di tepat tujuan perantauan mereka. Setibanya di tanha rantau, mereka beristirahat sejenak di sebuah warung makan.

    Malin :Nah, selanjutnya apa Rasyid? Hendak kerja apa kita di sini?

    Rasyid:Aku masih belum tahu. Kita harus terus berikhtiar mencari pekerjaan.

    Tanpa mereka sadari, percakapan dua sahabat itu didengar oleh salah seorang pengunjung warung lainnya yang tak lain adalah seorang saudagar kaya raya.

    Saudagar:Hai anak muda, apa kalian hendak mencari pekerjaan? Kebetulan sekali, saya sedang membutuhkan dua orang pekerja laki-laki yang kuat seperti kalian ini. Apakah kalian bersedia?

    Rasyid:Sungguhkah tuan? Apa kami bisa langsung bekerja dengan tuan?

    Malin:Oh alangkah bersyukurnya hati saya, apabila tuan sudi menerima kami berdua untuk bekerja di tempat tuan. Perkenalkan tuan, saya Malin Kundang dan ini sahabat saya Rasyi. Kami datang dari jauh.

    Saudagar:Baiklah Malin, Rasyid, kalian berdua ikut aku! Mulai besok kalian sudah mulai bekerja. Sekarang kalian istirahat dulu di rumahku, nanti malam akan kujelaskan apa yang harus kalian kerjakan esok hari.

    Malin dan Rasyid:Baiklah Tuan.

    Akhirnya Malin dan Rasyid ikut serta bersama dengan saudagar kaya tersebut. Mereka tinggal di salah satu bilik di kediaman saudagar. Keesokan harinya mereka berdua mulai bekerja. Waktu berlalu, Rasyid dan Malin telah lama bekerja dengan saudagar. Tanpa mereka sadari, saudagar telah lama memperhatikan segala gerak-gerik serta aktivitas mereka. Hingga saudagar meyadari satu hal bahawa Malin lebih cekatan, ulet, rajin, dan cerdas dalam bekerja jika dibandingkan dengan Rasyid. Karena beberapa alasan dan pertimbangan, akhirnya saudagar tak lagi mempekerjakan Rasyid. Akhirnya Rasyid pun pulang ke kampung halamannya.

Pertanyaan Lainnya